Profil Desa Balekambang

Ketahui informasi secara rinci Desa Balekambang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Balekambang

Tentang Kami

Profil Desa Balekambang, Selomerto, Wonosobo. Mengupas perannya sebagai desa budaya, rumah bagi mata air suci Tuk Bimo Lukar, kesenian Tari Topeng Lengger, dan sentra agribisnis Salak Pondoh.

  • Pusat Spiritual dan Sejarah

    Menjadi lokasi Mata Air Tuk Bimo Lukar, sebuah situs bersejarah yang airnya disakralkan dan menjadi bagian penting dalam ritual Hari Jadi Kabupaten Wonosobo.

  • Kandang Kesenian Lengger

    Dikenal luas sebagai salah satu desa basis utama (kandang) tempat lahir dan berkembangnya para seniman Tari Topeng Lengger, yang merupakan ikon kesenian Wonosobo.

  • Sentra Agribisnis Salak Pondoh

    Memiliki fondasi ekonomi yang kuat dari sektor pertanian, khususnya sebagai salah satu desa penghasil Salak Pondoh berkualitas di Kecamatan Selomerto.

XM Broker

Di jantung Kecamatan Selomerto yang subur, Desa Balekambang hadir bukan sekadar sebagai wilayah administratif, melainkan sebagai sebuah pusat kebudayaan dan spiritual yang penting bagi Kabupaten Wonosobo. Desa ini merupakan tempat di mana air, mitologi dan seni pertunjukan hidup berdampingan secara harmonis, menciptakan identitas yang unik dan berlapis. Profil Desa Balekambang adalah sebuah penjelajahan mendalam ke dalam denyut nadi sebuah komunitas yang menjadi penjaga mata air suci, pelestari kesenian adiluhung, sekaligus produsen agribisnis yang andal.

Geografi dan Demografi Komunitas Budaya

Desa Balekambang terletak di Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menempati wilayah seluas 1,88 km², sebuah area yang relatif padat di atas lahan yang subur dan kaya akan sumber daya air. Posisinya yang tidak jauh dari jalur utama Wonosobo membuatnya mudah dijangkau dan menjadi titik singgah penting bagi kegiatan budaya dan spiritual.Secara administratif, wilayah Desa Balekambang berbatasan dengan desa-desa tetangga sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kadipaten

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Karangrejo

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Bumitirto

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Plobangan

Berdasarkan data kependudukan yang diproyeksikan hingga tahun 2025, Desa Balekambang dihuni oleh sekitar 3.800 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya tergolong tinggi, mencapai angka sekitar 2.021 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini mencerminkan sebuah komunitas yang hidup dan dinamis, di mana lahan dimanfaatkan secara intensif untuk permukiman yang berpadu dengan kebun-kebun salak yang produktif.

Tuk Bimo Lukar: Jantung Spiritual Desa

Aset paling tak ternilai dan menjadi jiwa dari Desa Balekambang ialah keberadaan Mata Air Tuk Bimo Lukar. Situs ini bukan sekadar sumber air biasa, melainkan sebuah petilasan yang memiliki nilai sejarah, mitologi, dan spiritual yang sangat tinggi. Menurut legenda yang dipercaya turun-temurun, mata air ini merupakan tempat di mana Bima, salah satu ksatria Pandawa dalam wiracarita Mahabharata, menyucikan diri (lukar berarti melepaskan pakaian atau bersuci).Air dari Tuk Bimo Lukar dikenal sangat jernih dan diyakini tidak pernah kering sepanjang tahun. Fungsinya sangat vital bagi masyarakat, baik sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk irigasi pertanian. Lebih dari itu, situs ini memiliki fungsi ritual yang sakral. Setiap tahun, air dari Tuk Bimo Lukar diambil dalam sebuah prosesi agung untuk digunakan dalam upacara penjamasan pusaka sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo. Keberadaan situs ini menjadikan Desa Balekambang sebagai pusat spiritual yang dikunjungi banyak orang untuk berbagai tujuan, mulai dari wisata religi hingga ritual budaya.

Denyut Nadi Kesenian Tari Topeng Lengger

Selain sebagai pusat spiritual, Desa Balekambang juga termasyhur sebagai salah satu "kandang" atau basis utama kesenian Tari Topeng Lengger Wonosobo. Kesenian rakyat yang memadukan tarian, musik gamelan, dan kidung ini tumbuh subur dan terus beregenerasi di desa ini. Balekambang telah melahirkan banyak seniman dan maestro Lengger yang namanya dikenal luas dan berkontribusi besar dalam menjaga kelestarian warisan budaya takbenda ini.Di desa ini, dapat dengan mudah dijumpai sanggar-sanggar seni yang aktif mengajarkan Tari Lengger kepada generasi muda. Suara gamelan yang mengalun saat latihan menjadi bagian dari lanskap audio desa yang khas. Kesenian Lengger bukan hanya menjadi ekspresi artistik, tetapi juga menjadi sumber ekonomi bagi para senimannya yang sering diundang untuk tampil di berbagai acara, mulai dari hajatan warga, ritual desa, hingga festival budaya tingkat nasional. Denyut kehidupan seni pertunjukan ini menjadikan Balekambang sebagai sebuah laboratorium budaya yang hidup.

Kekuatan Ekonomi dari Agribisnis Salak Pondoh

Di tengah kekayaan budayanya, Desa Balekambang juga memiliki fondasi ekonomi yang kokoh dari sektor agribisnis. Tanah yang subur dan ketersediaan air yang melimpah dari Tuk Bimo Lukar dan sumber lainnya menjadikan desa ini sangat ideal untuk budidaya Salak Pondoh. Kebun-kebun salak terhampar luas, menjadi pemandangan hijau yang menyejukkan sekaligus menjadi mesin penggerak ekonomi bagi banyak keluarga.Salak Pondoh dari Balekambang dikenal memiliki kualitas yang baik, dengan rasa manis dan tekstur renyah yang disukai pasar. Para petani di desa ini telah lama membudidayakan salak sebagai komoditas utama yang memberikan pendapatan stabil. Rantai ekonomi dari agribisnis ini cukup panjang, melibatkan petani, buruh panen, pedagang pengumpul, hingga distributor yang membawa produk khas Balekambang ini ke pasar-pasar di Wonosobo dan kota-kota besar lainnya.

Penutup

Desa Balekambang adalah sebuah perwujudan ideal dari konsep "Desa Budaya". Desa ini berhasil membuktikan bahwa pelestarian alam, warisan spiritual, dan kesenian tradisional dapat berjalan selaras dengan pembangunan ekonomi yang produktif. Dengan tiga pilar utama, yakni kesakralan Tuk Bimo Lukar, keindahan Tari Topeng Lengger, dan manisnya Salak Pondoh, Balekambang memiliki identitas yang sangat kuat dan berdaya saing. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk terus mengemas ketiga potensi ini ke dalam sebuah ekosistem pariwisata budaya dan agrowisata yang berkelanjutan, memastikan bahwa warisan leluhur dapat terus menghidupi generasi masa kini dan mendatang.